Thursday 26 June 2008

Manusia adalah sebuah bejana

I-MANNA [22] : Manusia adalah sebuah bejana


Ayat Alkitab

Roma 9:21,23

(21) Atau tidakkah tukang tembikar memiliki kekuasaan atas tanah liat untuk membuat dari gumpalan yang sama sebuah bejana yang terhormat dan yang lainnya tidak terhormat?
(23) Supaya Dia bisa menyatakan kekayaan kemuliaan-Nya pada bejana-bejana rahmat, yang sebelumnya telah dipersiapkan-Nya untuk kemuliaan.

2 Kor 4:7 Tetapi kita memiliki harta ini [Kristus Yesus] di dalam bejana-bejana yang terbuat dari tanah....


Perkataan Ministri

Roma 9:21 mengungkapkan tujuan Allah dalam penciptaan manusia. Ayat ini adalah unik dalam hal wahyunya mengenai tujuan Allah di dalam penciptaan manusia. Tanpa ayat ini, akan menjadi sukar bagi kita untuk menyadari bahwa tujuan Allah di dalam penciptaan manusia adalah untuk membuat bagi-Nya bejana-Nya untuk diisi oleh-Nya. Kita semua harus memahami sepenuhnya bahwa kita adalah wadah-wadah Allah dan bahwa Allah adalah isi kita. Kita adalah bejana-bejana yang terbuat dari tanah, dan Allah adalah harta karun dan isinya.

Pemilihan Allah memiliki sebuah tujuan -- untuk memiliki banyak bejana untuk diisi Allah dan untuk mengekpresikan dia sampai kekal. Allah menciptakan kita dengan suatu cara supaya kita dapat mengambil-Nya ke dalam kita dan terisikan Dia sebagai hayat dan suplai hayat kita, sehingga pada akhirnya kita menjadi satu dengan-Nya untuk mengekspresikan apa adanya Dia dan bahwa Dia akan dimuliakan di dalam kita dan bersama kita. Ini adalah tujuan kekal dari pemilihan Allah. Ini juga adalah takdir kekal kita.

Bagian dari Firman ini juga membentangkan puncak dari kegunaan kita bagi Allah, yang tidak untuk digunakan oleh-Nya sebagai para pelayan, para imam, dan para raja, tetapi sebagai bejana-bejana untuk diisi Dia dan mengekpresikan Dia. Jika kita digunakan sebagai bejana-bejana Allah, tentu saja Dia harus menjadi satu dengan kita. Kita adalah wadah-Nya dan ekspresi-Nya; Dia adalah isi dan hayat kita. Dia hidup di dalam kita supaya kita bisa hidup oleh-Nya. Dia dan kita, kita dan Dia, pada akhirnya keduanya akan menjadi satu di dalam hayat dan sifat.

Labels: , ,