Monday 11 February 2008

Anak-anak Allah juga berkeluh kesah

I-MANNA [15] : Anak-anak Allah juga berkeluh kesah

Ayat Alkitab

Roma 8:22-23
(22)Sebab kita tahu bahwa seluruh makhluk ciptaan berkeluh kesah bersama-sama dan merasakan sakit bersalin bersama-sama sampai sekarang.
(23)Dan tidak hanya demikian, tetapi kita juga, yang memiliki buah pertama atas Roh, bahkan kita sendiri berkeluh kesah didalam diri kita sendiri, dengan sangat ingin menanti keputraan, penebusan atas tubuh kita.

Perkataan Ministri

Meskipun kita telah dilahirkan melalui regenerasi sebagai putra-putra Allah dan memiliki Roh sebagai buah pertama, kita juga berkeluh kesah karena kita tetap berada di dalam tubuh yang terhubung pada ciptaan lama. Kita harus mengakui bahwa tubuh kita tetap menjadi milik ciptaan lama. Karena tubuh kita menjadi milik ciptaan lama dan sampai sekarang belum ditebus, Kita berkeluh kesah didalamnya sebagaimana dilakukan oleh makhluk ciptaan. Akan tetapi, Ketika kita berkeluh kesah kita memiliki buah pertama dari Roh. Buah pertama dari Roh adalah untuk kenikmatan kita; ini adalah sebuah pencicipan atas panen yang akan datang.

Buah pertama ini adalah Roh Kudus sebagai sebuah contoh dari citarasa penuh Allah sebagai kenikmatan kita, apa adanya Allah adalah bagi kita. Allah adalah terlalu banyak untuk kita. Citarasa yang penuh akan datang pada hari kemuliaan. Meskipun demikian, sebelum cita rasa yang penuh datang, Allah telah memberi kita sebuah pencicipan untuk hari ini. Pencicipan ini adalah Roh ilahiNya sebagai buah pertama dari panen akan kenikmatan penuh, atas semuanya itu Dia adalah bagi kita.
Jika anda berbicara dengan orang-orang yang tidak percaya, mereka akan mengakui hal itu, dalam suatu hal, mereka memiliki kenikmatan dalam hiburan-hiburan mereka, seperti menari dan berjudi. Akan tetapi, mereka akan juga berkata kepada anda bahwa mereka tidak bergembira. Mereka juga sedang berkeluh kesah, tetapi hanya berkeluh kesah; tidak ada hal lainnya. Kita, sebaliknya, kita sebagai yang sedang berkeluh kesah, memiliki Roh di dalam diri kita sebagai buah pertama, sebagai pencicipan dari diri Allah sendiri. Bahkan sebagai yang menderita, kita memiliki kenikmatan. Kita memiliki cita rasa kehadiran Tuhan.

Labels: